Senin, 31 Mei 2010

Manusia dan Harapan

      Harapan berasal dari kata harap, artinya keinginana supaya sesuatu terjadi, yang memepunyi harapan atau keinginan itu hati. Putus harapan berararti putus asa.

      Harapan artinya keinginan yang belum terwujdkan. Setiap orang memepunyai harapan tanpa harapan manusia tidak ada artinya sebagai manausia,menurut kodratnya dalam diiri manusia ada dorongan kodarat dan dorongan kebuatuahan hidup. kebutuhan hidup ini meliputi kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmani ialah pangan, sandang, dan papan. Sedangkan kebutuhan rohani meliputi kebahagiaan kesejahteraan, kepuasan hiburan dan sebagainya.

      Berdasarkan dorongan kebutuhan, baik kebutuhan kodrat dan kebutuhan hidup maka orang mengharapkan agar kebutuhan hidup itu terpenuhi. Sehubungan dengan kebutuhan kebutuhna manuisia, Abraham maslow mengktagorikan kebutuhan manusia menjadi lima macam, antara  lain:
Harapan ku untuk memeperoleh kelangsungan hidup
Harapan uuntuk memeperoleh keamanan
Harapan untuk memiliki kebutuhan hak dan kewajibanuntuk mencintai dan dicintai
Harapan uuntuk memeperoleh status atau untuk diterima atau diakui lingkungan.
Harapan untuk memeperoleh perwujudan dan cita-cita

      Kepercayaan berasal dari kata percaya yang artinay meruapakan mengakui atau menyakini akan kebenaran . kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakkuan atau keyakinan atau kebenaran.

      Sedangkan kebenaran, menurut poedjawiyatna dalam bukunya etikafilsafat tingkah laku, merupakan cita-ciita orang yang tahu. Sudah tentu Dallam hal ini kebenaran tersebut adalah kebenaran yang logis. Bagaimana sulitnya mencapai kebenarn yang logis. Tidak seorang pun yang menginginkan kekeliruan.ini ternyata pula dalam usaha iilmu dalam mencapai kebenaran. Orang tidak memperhitungakan susah payah dan biaya. Tujuanya ialah kebenaran.

      Kekeliruan buakanlah objek etika dank arena kekeliruan orang tidak dianggap buruk lain halnya berdustaatau bohong adalah tindakan etis yang buruk. Jelas kebenaran atau tidak kebenaran itu timbul dari manusia. Dasar dari kepercayaan adalah kebenaran, sumber dari kebenaran adalah manusia. Karena itu sesuai dengan contohnya didepan maka kepercayaan dapat dibedakan atas:
Kepercayaan pada diri sendiri

      Pada hakikatnya merupakan percaya pada Tuhan YME. Percaya diri sendiri yaitu mennganggap dirinya tidak salah, dirinya menang dirinya mampu mengerjakan uyang diserahkan atau yang dipercayakakn kepadanya.
Kepercayaan pada orang lain

      Kepercayaan ini bisa berupa kepercayaan kepada siapa saja.dan sudah tentu percaya pada hati kajtra nurani. Atau terhadap kebenarannya.
Kepercayaan pada pemerintah

      Menurut buku etika, Filsafat Tingkah karya Prof. I.R. poedjawiyatnya. Negara itu berasal dari Tuhan. Setidaknya kedaulatan tertinggi ada pada Tuhan. Namaun pada pandsangan demokratis mengatakan bahawa kedaulatan adalah milik rakyat. Dan penjelmaan rakyat adalah negar melelui pemerintahan khusus.
Kepercayaan kepada Tuhan

      Kepercayaan kepada Tuhan sangatlah pentiing. Kerena keberadaan manusia bukan dengan dirinya sendiri, mtetapi diciptakakn oleh Tuhan. Dan kepercayaan kepada Tuhanlah berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Beberapa usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percayanya sesuai pribadi, kondisi, situasi dan lingkungan.
Harapan Terakhir

      Menurut Aris Toteles, kehidupan ini berasal dari generatio spontanea, artinya kehidupan itu terjadi dengan sendirinya. Ia belum sampai pada pemikiran bahwa segala sesuatu yang ada di bumi dan jagad raya berasal dari Tuhan.

      Manusia memiliki kebutuhan jasmani, diperoleh dengan mencukupi kebutuhan hidup yang bersifat kebendaan, sedangkan kebutuhan rohaninya dicukupi dengan hal-hal yang sifatnya rohani, khususnya keagamaan. Ada yang dalam pandangan hidupnya hanya ingin memuaskan kehidupan duniawi sehingga ia memuaskan diri pada semua kenikmatan jasmaninya. Ada pula yang pandangan hidupnya justru sebaliknya. Agama Islam mengajarkan manusia tidak hanya mengejar kebutuhan yang bersifat duniawi saja, tetapi juga bersifat ukhrowi.

      Semakin tinggi kesadaran kehidupan beragama semakin yakinlah mereka bahwa semua manusia akhirnya akan mati. Dunia yang serba gemerlap akan ditinggalkan dan akan hidup di dalam akhirat yang abadi.

      Bagi orang atheis dengan pandangan matrealistis, mereka tidak percaya akan adanya Tuhan. Mati babgi mereka bukan karena rohnya kembali kepada Tuhan, tetapi karena jantungnya berhentu berdenyut. Sebaliknya, bagi yang percaya pada Tuhan, meyakini bahwa seseorang yang meniggal akan kembali kepada asalnya, yaitu Tuhan.

      Dengan pengetahuan dan pengertian agama tentang kehidupan abadi setelah orang meninggal, manusia menjalankan ibadahnya. Ia menjalnakan perintah Tuhan melalui agama, dan menjauhi larangan-Nya. Manusia menjalankan hal itu karena sadar sebagai makhluk kecil yang tidak akan berdaya terhadap kekuasaan Tuhan. Kehidupan dunia yang sifatnya sementara dikalahkan demi kehidupan abadi di akhirat karena tahu bagaiman beratnya siksaan di neraka dan bagimana bahagianya di surga. Kebaikan di surga yang abadi inilah yang merupakan harapan terkhir manusia.

sumber : http://kanal3.wordpress.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar